Jumat, 31 Juli 2015

Sejarah Makam Loang Baloq

 Sejarah Lombok - Seperti kebanyakan kepercayaan masyarakat di Indonesia, makam makam keramat atau makam makam Wali dan Ulama seringkali menjadi tempat yang dikeramatkan atau dianggap mistis. Jika makam atau kuburan tersebut merupakan makam seorang tokoh terkenal atau berpengaruh, maka sudah dipastikan hampir 60% akan menjadi tujuan wisata religi dan wisata sejarah. Di wisata Lombok, Makam Loang Baloq dan Makam PPH Van Ham adalah dua makam diantara beberapa makam terkenal di Lombok NTB. Namun begitu, dua kawasan wisata religi dan sejarah ini justru memiliki latar belakang / kisah yang sedikit bertolak belakang.

Makam Loang Baloq, berasal dari kata dalam bahasa Sasak Lombok yang berarti Lubang Buaya. Ya, area ini memang ditumbuhi sebuah pohon beringin yang memili lubang tempat berdiam dirinya sang Buaya yang konon kabarnya berumur ratusan tahun. Makam Loang Baloq adalah kawasan pemakaman yang didalamnya terdapat puluhan jasad. Keistimewaan Makam Loang baloq ini adalah 3 makam istimewa yakni makam Ulama Maulana Syekh Gaus Aburrazak, Makam Anak Yatim dan Makan Datuk Laut.

Syekh Gauz Abdurrazak adalah seorang ulama dan pendakwah agama Islam yang berasal dari Baghdad Irak yang menyebarkan agama Islam dari Palembang lalu kemudian singgah di Lombok sekitar 18 abad yang silam. Setelah menyebarkan Islam di daerah Palembang, beliau lalu meneruskan perjalanan dakwahnya dan mendarat di pesisir pantai Ampenan. Saat sampai disana, ia memberikan petuah-petuah yang bersumber pada ajaran Islam dasar kepada warga dan masyarakat sekitar.
Makam Loang Baloq Lombok
Makam Loang Baloq Lombok (c) google.co.id
Makam Syekh Gaus Abdurrazak inilah yang berada tepat di lubang di bawah pohon beringin yang berbentuk persegi panjang, berlubang di tengah seperti sebuah goa, dimana lubang di tengah inilah tempat dimana para pengunjung biasanya menaburkan bunga sebagai penghormatan. Untuk masuk ke dalam area makam yang sudah dipermak dengan keramik putih bersih ini, para pengunjung perlu memasuki sebuah pintu khusus, di samping pintu masuk tersebut sudah disiapkan air untuk digunakan para penziarah dan sebuah Mushola kecil. Sementara itu, Makam Anak Yatim berada disamping bagian luar Makam Maulana Syekh Gaus Abdurrazak dengan ukuran yang lebih kecil. Di samping makam ini, berdampingan pula Makam Datuk Laut dengan bangunan berbentuk permanent dengan ukuran 3x4 meter dengan keramik berwarna hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar